Nama :
Rizki Ansyari Nasution
Nim : 72154055
Jurusan : Sistem Informasi 1/Semester 3
Fakultas : Sains & Teknologi
Universitas : UIN Sumatra Utara
Dosen Pengampu : Dr. Ja’far, M.A
Matakuliah : Akhlak Tasawuf
Nim : 72154055
Jurusan : Sistem Informasi 1/Semester 3
Fakultas : Sains & Teknologi
Universitas : UIN Sumatra Utara
Dosen Pengampu : Dr. Ja’far, M.A
Matakuliah : Akhlak Tasawuf
Definisi Cinta,
Rida, Al-Maqam lainnya
I.
Buku
Utama : Gerbang Tasawuf
Identitas Buku : (Ja'far, Gerbang Tasawuf(Medan : Perdana Publishing, 2016)
Sub 1 : al-Ahwal
Sub 2 : Muraqabah
Sub 3 : Takut
A. Mengenal
al-Ahwal
Sebagian
sufi pernah menyebutkan beberapa contoh al-ahwal adalah al-muraqabah, al-khauf,
al-raja, dan al-syawaq. Berbeda dari al-maqamat yang diraih dari hasil usaha
salik secara mandiri dengan melakukan ibadah, mujahadah dan riyadhah, al-ahwal
tidak diraih secara mandiri, melainkan anugerah dari Allah Swt (Ja’far.2016:85).
1.
Al-Muraqabah
Ajaran muraqabah merupakan salah satu
bentuk dari al-ahwal. Kata muraqabah tidak digunakan Alquran, meskipun kata
yang seakar dengannya dapat ditemukan anatara lain raqiba, dan semua kata yang
seakar dengan al-muraqabah disebut sebanyak 24 kali (Ja’far.2016:80-83).
2.
Takut (al-khauf)
Hakikat
takut (al-khauf) dijelaskan secara berulang kali dalam Alquran, dan dapat
ditemukan dalam hadis dan atsar. Para sufi telah membicarakan masalah takut
(al-khauf) dalam karya-karya mereka. Menurut al-Qusyairi “ makna takut kepada
Allah Swt adalah takut kepada siksaannya baik didunia maupun akhirat”.
Kesimpulan
Muqarrabah adalah suatu keyakinan
dimana seseorang merasa bahwa dirinya selalu diawasi oleh Allah
SWT. Sedangkan Khauf bearti seorang hamba hanya takut kepada Allah SWT. Dan
tidak takut kepada selainnya.
Buku 2
: Gerbang Tasawuf (Buku Pembanding)
Identitas Buku
Penulis
: Prof. Dr. M. Solihin M.Ag
Penerbit : Pustaka Setia
1. Waspada dan Mawas Diri
(muhasabah dan muraqabah)
Waspada dan mawas
diri adalah dua hal yang saling berkaitan erat. Banyak sufi yang mengupasnya
secara bersamaan. Waspada dapat diartikan meyakini bahwa Allah SWT. mengetahui
segala pikiran, perbuatan dan rahasia dalam hati, yang membuat seseorang
menjadi hormat takut dan tunduk kepada Allah. Sedangkan muraqabah yaitu
memikirkan dengan cermat apakah perbuatan kita sehari-hari telah sesuai atau
menyimpang dari yang dikehendaki-Nya. (Sholihin: 2008, 83)
2. Berharap dan takut (Raja’
dan Khauf)
Menurut Sholihin
(2008: 84) Dalam kalangan sufi, raja’ dan khauf berjalan seimbang dan saling
memengaruhi. Raja’ adalah berharap atau bersikap optimis yang berarti perasaan
hati yang senang karena menanti sesuatu yang diinginkan dan disenangi. Hal ini
telah dijelaskan juga dalam Q.S Al-Baqarah ayat 218.
Khauf merupakan
kesakitan hati karena membayangkan sesuatu yang ditakuti yang akan menimpa diri
pada masa yang akan datang. Khauf dapat mencegah hamba dari perbuatan
maksiat dan mendorong untuk senantiasa berada dalam ketaatan.(Sholihin: 2008,
85)
Kesimpulan
Waspada yaitu meyakini bahwa Allah SWT. mengetahui
segala pikiran, perbuatan dan rahasia dalam hati. Muraqabah adalah memikirkan
dengan cermat apakah perbuatan kita sehari-hari telah sesuai atau menyimpang
dari yang dikehendaki-Nya. Raja’ berarti perasaan hati yang senang karena
menanti sesuatu yang diinginkan dan disenangi. Khauf merupakan kesakitan hati
karena membayangkan sesuatu yang ditakuti yang akan menimpa diri pada masa yang
akan datang.
Perbandingan
Dalam buku 1 yaitu buku utama yang ditulis oleh Dr.
Ja’far menerangkan muraqabah dan khauf secara terperinci dengan menghadirkan
beberapa hadis dan ayat dalam penjelasannya. Sedang dalam buku 2 yaitu buku
pembandiing dari Prof. Dr. Sholihin M.Ag menerangkan muraqabah dengan
muhasabah, dan khauf dengan raja’ sebagai suatu hal yang tidak dapat dipisahkan
dari bagian tersebut.